7 Mei 2017

STARTEGI PEMASARAN DI ERA MILENEAL



Tantangan
Strategi Pemasaran Di Era Millenium Ketiga


Apabila kita berbicara tentang generasi maka yang akan terpikir di benak kita adalah sekelompok manusia yang mempunyai umur yang sama waktu hidupnya. Generasi merupakan penerus suatu bangsa, sering terucap kalimat ini yang dapat kita temukan di koran, majalah sosial media, televisi, dan media komunikasi lainnya. Hal demikian karena suatu bangsa didorong untuk mendorong warga masyarakatnya sendiri untuk merasa bertanggung jawab dalam masa depan suatu bangsa. Sehingga masyarakat tidak acuh tak acuh dalam pemberian perhatian berupa pendidikan, afeksi, dukungan, dan motivasi sebagai anak atau keturunannya.
Pendidikan yang diharapkan dalam rangka mempersiapkan generasi milleneal adalah suatu pendidikan yang mempunyai sistem, berguna untuk mengubah perpektif dan cara berpikir generasi muda. Tidak hanya peran guru saja yang diperlukan, dalam hal ini peran orang tua juga sangat diperlukan dalam perkembangan anak. Sebagai orang tua mereka harus tau apa yang baik dan buruk bagi anaknya. Dampak teknologi memang tidak dapat dicegah dengan cara apapun, baik itu dengan kebijakan pemerintah ataupun hal lainnya. Namun, teknologi dapat disaring dengan pola pemikiran yang cerdas.
Sehingga mereka para orang tua harus dapat menyaring hal-hal yang masuk dalam kehidupan anaknya yang berupa teknologi tersebut guna memperbanyak keuntungan yang dapat diperoleh dari teknologi. Zaman sekarang semua orang dituntut untuk dapat menggunakan teknologi, jika tidak maka individu tersebut akan tertinggal oleh individu lain. Masyarakat harus pandai memilah apa  yang dapat membuat bangsanya menjadi bangsa yang lebih baik lagi.
Dari teknologi, generasi muda diharapkan untuk mempunyai jiwa kreativitas dan inovasi yang tinggi. Sehingga kita dapat memanfaatkan teknologi untuk hal yang bersifat membangun. Satu pengusaha seribu karyawan, kalimat ini tentu mengandung makna yang sangat dalam karena kalimat ini bertujuan untuk memberi semangat kepada kaum kreatif dan inovatif lain untuk menjadi pengusaha yang dapat mengangkat pengangguran ke dunia kerja selayaknya.
“Setinggi apapun pangkatmu kamu tetaplah pegawai, sekecil apapun usahamu kamu adalah bosnya”. Generasi sekarang harus kreatif dalam menciptakan peluang usaha, sehingga dalam kepemimpinan usaha tersebut Ia mempunyai jiwa pemimpin yang tinggi. Tidak masalah besar atau kecil usaha yang ditekuni, melainkan apa dan untuk apa usaha tersebut ditekuni. Hal yang penting di sini adalah bagaimana kita menerapkan strategi yang dapat memandu kita ke dalam jalan kesuksesan nanti. Berikut merupakan 5 strategi yang dapat digunakan dalam suatu perusahaan dalam suatu pemasaran:
Mengenali Pelanggan
Lakukan identifikasi terhadap target pasar anda. Misalnya, jika usaha anda bergerak dalam pemasaran fashion Korea, anda bisa membidik kalangan remaja yang identik dengan demam Korea. Jika usaha anda bergerak dalam pemasaran sepatu wedges, anda bisa membidik para wanita dengan rentang umur 20-35 tahun. Identifikasi yang tepat dapat mempermudah anda dalam menyusun strategi pemasaran yang efektif dan menghindarkan anda dari pembuangan biaya dan waktu yang sia-sia.
Melakukan Promosi
Lakukan pengenalan produk/promosi kepada konsumen dengan cara yang kreatif. Sebisa mungkin, anda harus melakukan promosi yang konsisten dan terus-menerus. Misalnya setiap kali anda bepergian, anda bisa membawa brosur dan pamflet berisi produk usaha anda untuk dibagikan kepada orang yang dituju, keluarga, rekan kerja, ataupun disebarkan di tempat-tempat umum. Bisa juga dengan membuat status mengenai produk usaha anda di sosial media.
Selain itu, amatilah bagaimana promosi yang diterapkan oleh para kompetitor. Jika promosi anda lebih menarik, silahkan melanjutkan. Namun jika promosi kompetitor jauh lebih menarik, segera siapkan promosi yang lebih unik, kreatif, dan menarik. Satu lagi cara promosi yang dapat anda lakukan adalah dengan berpromosi dari mulut ke mulut. Tak dapat dipungkiri bahwasannya cara ini dapat menjaring pelanggan jauh lebih banyak. Dengan berbagai cara ini, anda dapat menemukan pelanggan dengan sendirinya.
Memilih Lokasi Strategis
Hal penting lainnya yang harus diperhatikan ialah pemilihan lokasi usaha. Anda bisa melihat contohnya lewat berbagai Bakery yang berdiri di sepanjang jalan yang sibuk dan dilalui oleh banyak orang. Pemilihan lokasi tersebut merupakan salah satu strategi mereka untuk menjaring pelanggan. Karena itu, pilihlah lokasi usaha yang strategis dan tepat agar usaha anda dapat dijangkau oleh pelanggan.
Menggunakan Internet Marketing
Salah satu strategi pemasaran yang sedang gencar dilakukan ialah internet marketing. Dengan menampilkan produk usaha anda pada situs jejaring sosial, maka anda dapat mengetahui bagaimana selera konsumen dan apa yang mereka butuhkan. Semakin hari aktivitas jual beli melalui online shop semakin marak dilakukan. Para konsumen cenderung ingin berbelanja dalam ruang yang lebih privat dan terhindar dari keramaian. Internet membuka pintu yang lebar bagi anda untuk berinovasi.
Anda dapat menampilkan produk usaha anda pada website, blog, facebook, dan situs lainnya, dengan memasang foto-foto yang sekiranya dapat menarik konsumen. Dengan menggunakan internet marketing, anda juga dapat berinteraksi secara langsung dengan konsumen tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Menjalin Hubungan yang Baik dengan Konsumen
Konsumen ialah raja. Slogan satu ini patut dipertahankan guna menjaga kelangsungan suatu usaha. Jalinlah hubungan yang baik dengan konsumen. Hubungi mereka untuk sekadar menanyakan testimoni mengenai produk usaha anda ataupun  menginfomasikan produk yang baru anda keluarkan, dan promo yang sedang berjalan.
Konsumen membutuhkan produk dan anda membutuhkan konsumen untuk orientasi keuntungan. Maka itu, terapkanlah simbiosis mutualisme dalam hal berbisnis. Menjalin hubungan yang baik dengan konsumen merupakan kunci terakhir yang harus anda pegang untuk mencapai kesuksesan dalam berbisnis.
Penerapan Strategi Pemasaran melalui langkah-langkah sebagai berikut: 
  • Segmentasi Pasar (Market Segmentation), adalah tindakan membagi pasar menjadi kelompok pembeli berbeda dengan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku berbeda yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran terpisah ;
  •  Penetapan Target Pasar (Market Targeting), yaitu proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen yang akan dilayani, penetapan sasaran pasar terdiri dari merancang strategi untuk membangun hubungan yang benar dengan pelanggan yang tepat, atau sebuah perusahaan besar mungkin memutuskan untuk menawarkan ragam produk yang lengkap dalam melayani seluruh segmen pasarnya, sebagian besar perusahaan memasuki pasar baru dengan melayani segmen tunggal, dan jika hal ini terbukti berhasil, mereka menambahkan segmen ;
  • Diferensiasi dan Posisi Pasar (Differentiation & Positioning), perusahaan harus memutuskan bagaimana mendiferensiasikan penawaran pasarnya untuk setiap segmen sasaran dan posisi apa yang ingin ditempatinya dalam segmen tersebut, posisi produk adalah tempat yang diduduki produk relatif terhadap pesaingnya dalam pikiran konsumen, pemasar ingin mengembangkan posisi pasar unik bagi produk mereka. Jika sebuah produk dianggap sama persis dengan produk lainnya di pasar,  konsumen tidak mempunyai alasan untuk membelinya. 
Setelah merancang sebuah strategi pemasaran, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan konsep marketing mix. Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali – produk, harga, tempat, dan promosi yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran (Rinaldy, 2015).
Ketika konsep pemasaran dikembangkan pada tahun lima puluhan, ahli pemasaran dan akademisi pada hari itu berpendapat bahwa rencana pemasaran yang efektif harus berpusat pada apa yang kemudian dikenal sebagai 4 P: Product, Price, Place (Distribusi) dan Promosi (Muller, 2010). Konsep inilah yang disebut marketing mix. Sebuah konsep yang terdiri dari semua hal tang dapat dilakkan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan akan produknya yang terdiri dari “empat P” (4P) yaitu:
·         Product, kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran meliputi: ragam, kualitas, desai, fitur, nama merk dan kemasan.
Setiap pelaku usaha harus bisa menentukan produk apa yang menjadi andalannya dan bagamana cara mengembangkan produk andalannya tersebut. Misalnya dengan menambah varian rasa, varian ukuran, varian bentuk dan juga varian kemasannya. Hal yang paling penting dan krusial yang harus dijaga adalah kualitas dari produk andalan. Seorang UKM jangan pernah melakukan perubahan rasa, bentuk, warna, ukuran dan kualitas tanpa melakukan info atau pemberitahuan ke pelanggan sebelumnya. Karena perubahan produk yang tiba – tida akan menyebabkan pelanggan kecewa dan apabila pelanggan kecewa hal tersebut akan berlanjut dan akan berakibat ke penurunan penjualan.
·         Price, adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk meliputi: daftar harga, diskon potongan harga, periode pembayaran, dan persyaratan kredit.
Penentuan harga produk sangat menentukan dalam kesuksesan proses penjualan. Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan sebuah produk atau jasa. Dalam bauran pemasaran, harga merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi  pemasaran suatu produk. Tinggi rendahnya harga selalu menjadi perhatian utama para konsumen saat mereka mencari suatu produk. Sehingga harga yang ditawarkan menjadi bahan pertimbangan khusus, sebelum mereka memutuskan untuk membeli barang maupun menggunakan suatu jasa. Dari kebiasaan para konsumen, dapat disimpulkan bahwa strategi penetapan harga sangat berpengaruh terhadap penjualan maupun pemasaran produk yang ditawarkan.
·         Place, kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran meliputi: Lokasi, saluran distribusi, persediaan, transportasi dan logistik.
Dalam strategi pemasaran, adanya pemilihan lokasi usaha yang strategis menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan pemasaran dari sebuah usaha. Semakin strategis lokasi usaha yang dipilih, semakin tinggi pula tingkat penjualan dan berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah usaha. Begitu juga sebaliknya, jika lokasi usaha yang dipilih tidak strategis maka penjualan pun juga tidak akan terlalu bagus. Untuk itu sebelum Anda memulai sebuha usaha, pilih terlebih dahulu tempat usaha yang paling tepat untuk pemasaran usaha Anda. Lakukan riset dan bandingkan beberapa pilihan tempat sebelum akhirnya Anda menentukan lokasi yang paling strategis bagi usaha Anda.
·         Promotion berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya meliputi : Iklan dan promosi penjualan.
Kegiatan promosi bisnis merupakan bagian dari strategi pemasaran yang sangat dibutuhkan sebuah usaha, baik usaha kecil maupun usaha yang sudah berkembang besar. Sebelum mengetahui metode ataupun strategi promosi yang sering digunakan para pelaku bisnis, yang dimaksud dengan promosi adalah  kegiatan pendukung strategi pemasaran yang sengaja diadakan untuk mengingatkan para konsumen mengenai produk atau jasa dengan brand tertentu. Strategi promosi sering digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan permintaan atau penjualan barang dan jasa yang ditawarkan, sehingga dapat meningkatkan laba yang diperoleh. Selain itu kegiatan promosi juga memberikan kemudahan dalam merencanakan strategi pemasaran selanjutnya, karena biasanya kegiatan promosi dijadikan sebagai cara berkomunikasi langsung dengan calon konsumen. Sehingga kita dapat memperoleh informasi akurat dari para konsumen, mengenai respon produk yang kita tawarkan. Berikut beberapa manfaat lain dari adanya kegiatan promosi :  Mengetahui produk yang diinginkan para konsumen. Mengetahui tingkat kebutuhan konsumen akan suatu produk.    Mengetahui cara pengenalan dan penyampaian  produk hingga sampai ke konsumen.  Mengetahui harga yang sesuai dengan kondisi pasaran. Mengetahui strategi promosi yang tepat kepada para konsumen.  Mengetahui kondisi persaingan pasar dan cara mengatasinya. Menciptakan image sebuah produk dengan adanya promosi.
Konsep-konsep untuk memper mudah suatu pemasaran dari zaman ke zaman slalu mengalami sebuah perubahan. Hal itu tidak lain karena tuntutan zaman yang telah memaksa pelaku usaha mengembangkan daya kreatif dan inovatifnya untuk tetap bisa bersaing dan bertahan. Bahkan dalam dunia usaha ini ada istilah yang sangat populer yaitu “siapa yang kuat, dialah yang bertahan”. Setiap orang berlomba-lomba menciptakan sebuah konsep dan strategi untuk menjadi yang terkuat di kancah dunia usaha ini. Berbagai macam konsep pun bermuculan. Konsep yang lama dan tidak lagi cocok dengan keadaan pasar usaha punah dan tergantikan oleh konsep baru yang dianggap lebih relevan dan menguntungkan. Namun lebih cerdas jika kita bisa memadukan konsep lama tersebut dengan sebuah konsep baru untuk menciptakan sebuah konsep pemasaran yang kreatif dan inovatif.
Jika strategi pemasaran berdasarkan pada 4P dianggap tidak memberi penekanan besar pada daya saing yang kuat, dan produk atau layanan yang ditawarkan pun hampir pasti akan gagal di era milenial ini. Untuk tetap bisa bertahan dan bersaing kini para pengusaha harus mengetahui sebuah konsep baru “2C”, yaitu costumer and competitor.
Sebagai pemasar, apa yang Anda ketahui tentang Pelanggan Anda? Siapakah orang-orang yang membeli produk dan layanan Anda? Mengapa mereka membeli jenis produk ini dan mengapa mereka membeli produk Anda dan bukan pesaing atau sebaliknya? Seberapa sering mereka membeli? Di mana mereka tinggal dan bekerja dan apakah Anda memiliki rincian kontak mereka.
Pertanyaan-pertanyaan ini tidak relevan 10 atau 20 tahun yang lalu, hanya karena kita tidak memiliki sarana untuk mendapatkan jawaban. Namun, yang telah berubah seiring perkembangan teknologi kini kita memiliki akses ke semua kalangan masyarakat yang memungkinkan kita untuk menyegmentasikan pasar dengan sangat akurat. Pemasaran yang berbasis data yang strategi pemasarannya berdasarkan kebutuhan dan keinginan pelanggan memiliki keunggulan tersendiri di era mileneal ini.
Sedangkan C yang kedua adalah competitor (pesaing). Kita hidup di dunia yang kompetitif dengan situasi kelebihan pasokan di hampir setiap kategori produk atau layanan. Ribuan perusahaan bersaing memperebutkan uang pelanggannya. Era mileneal ini seperti kelebihan pasokan dari supermarket, pengacara, dokter gigi, pompa bensin, tukang ledeng dan tukang bangunan. Ada banyak pilihan untuk kita dalam menentukan produk atau jasa mana yang lebih baik.
Jangan pernah berpikir bahwa produk atau layanan Anda paling baik. Pelanggan yang cerdas di era mileneal ini sangat kejam −jika produk atau layanan memili cacat produksi sedikit pun, pelanggan akan meninggalkannya dengan sangat cepat dengan tidak membelinya. Jika sebagai vendor atau pemiliki usaha yang ingin Anda capai yaitu menghasilkan keuntungan secara berkelanjutan, Anda harus melakukan sesuatu yang tidak dilakukan pesaing Anda. Hal itu dilakukan karena pelanggan hanya dapat ingin membelanjakan uangnya untuk produk atau layanan tertentu yang dianggap mereka terbaik. Anda harus mengetahui bagaimana cara meyakinkan pelanggan untuk membelanjakan uangnya untuk sebuah produk Anda, bukan untuk pesaing kita.
Jadi, Anda perlu tahu berapa jumlah pesaing Anda. Mereka mungkin melakukan sesuatu yang seharusnya Anda lakukan! Dan jangan menunggu sampai Anda kehilangan semua pelanggan Anda - itu mungkin sudah terlambat! (Muller Theo, 2010).
Pemasaran yang efektif adalah tentang memiliki produk atau layanan yang baik, menjaga pelanggan Anda yang sudah ada lebih baik daripada mencari pelanggan baru. Memiliki pemahaman yang baik tentang apa yang pesaing Anda lakukan dan menjaga agar pengetahuan dan wawasan tetap mengikuti perkembangan zaman adalah hal yang wajib dilakukan di era mileneal ini.
Superior service delivery (customer focus) and outwitting your competitors has the potential to earn you a slot in the hall of business fame (Muller Theo, 2010)


DAFTAR ISI

 

Muller, T. (2010). MM Research. Retrieved from Marketing and Comunity Research: http://mm-research.com/Marketing%20In%20The%20New%20Millennium
Rinaldi, F. (2015, Juli). Bauran Pemasaran. Retrieved from Kembar Pro: http://www.kembar.pro/2015/07/strategi-pemasaran-dan-bauran-pemasaran.html
Singh, J. (2012). Marketing in the New Millenium: Emerging Issues and Trends. IOSR Journal of Bussiness and Management, 14-23.
2 Mei 2017 pukul 19.02


Sepenggal Kisah Bersama Petugas K3L Unpad



 LAPORAN: WAWANCARA PETUGAS K3L UNPAD

Universitas Padjadjaran merupakan salah satu universitas favorit di Indonesia. Hal itu bisa dibuktikan dengan data statistik yang menyebutkan bahwa Unpad merupakan universitas yang paling banyak dipilih oleh para siswa ketika megikuti test masuk perguruan tinggi, baik itu Seleksi Masuk Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), atau Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Semua itu bisa terjadi karena Unpad memiliki daya tarik sendiri yang membuat siswa ingin melanjutkan kuliahnya di Unpad. Selain itu, dengan kualitas yang dimilikinya Unpad juga masuk kedalam 10 besar peringkat universitas terbaik di Indonesia.
Saya fikir tidak terlalu mengherankan jika Unpad merupakan universitas favorit dan menjadi salah satu universitas terbaik di Indonesia. Alasannya yaitu karena ketika dari mulai saya masuk ke Unpad sampai sekarang, saya merasa nyaman dan betah menjadi salah satu bagian dari Unpad. Kenyamanan itu bisa tercipta karena seperti yang sudah dijelaskan dimuka yaitu kualitas yang baik dari Unpadnya. Bukan hanya sekedar kualitas dari proses belajar-mengajar, dosen yang profesional dan sarana yang baik tetapi juga Unpad ini memiliki kualitas lingkungan yang baik karena slalu dijaga dan dirawat dengan baik.
Saya merasa tersanjung dan senang ketika melihat keadaan lingkungan Unpad keseluruhan yang terlihat selalu bersih dan terjaga meskipun baru-baru ini keadaan internal Unpadnya sendiri sedang bergejolak. Selain itu juga faktanya lingkungan Unpad ini sangat luas dan juga banyak pohon-pohon besar yang membuat tidak mudah untuk bisa selalu membuat Unpad ini tetap bersih dari sampah. Terlebih lagi pola kehidupan sebagian oknum mahasiswa yang tidak memperdulikan nilai estetika keindahan lingkungan, salah satunya membuang sampah sembarangan. Namun dengan keprofesionalan karyawan Unpad, keindahan, kenyamanan dan keamanan lingkungan Unpad pun bisa terjaga. Oleh karena itu saya sangat mengapresiasi kinerja karyawan Unpad yang setiap hari menjaga dan merawat Unpad untuk tetap indah dan nyaman.
Tokoh pahlawan dibalik semua kenyamanan lingkungan Unpad ini tidak lain dan tidak bukan adalah petugas Keindahan, Kenyaman, dan Kebersihan Ligkungan atau lebih terkenal dengan sebutan petugas K3L. Sebuah profesi yang lebih banyak diremehkan dan bahkan kurang terdengar suaranya dikalangan atas. Tidak terlihat diremehkan bagaimana, gajihnya saja cuman 700 ribu. Coba bandingkan dengan dosen yang menerima gajih lebih dari tiga juta perbulan, sangat jauh bukan perbandingannya. Entah apa yang medasarkan mereka menerima gajih sangat kecil, padahal faktanya kinerja mereka lebih berat atau paling tidak sama dengan mereka kalangan atas yang mendapat gajih lebih besar dengan hanya sekedar duduk dan bicara. Padahal tanpa adanya K3L ini menurut saya proses pendidikan di Unpad akan terganggu atau bahkn tidak bisa berjalan dengan baik, sebab sebuah proses pendidikan yang baik itu bisa tercipta jika kenyamanan dan keamanan lingkungann Unpadnya itu sendiri bisa terpenuhi. Bukan bermaksud mengkritiki atau tidak membela kaum atas, namun setidaknya saya harapkan pahlawan lingkungan Unpad ini bisa lebih dihargai jasanya oleh kita.
Pada hari kamis tanggal 27 April 2017, saya mendapatkan kesempatan melakukan wawancara kepada salah satu petugas K3L Unpad. Kegiatan wawancara itu dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum pekerjaan sosial. Namun disamping itu saya rasa tujuan laten dari wawancara ini adalah supaya saya lebih tahu banyak tentang kehidupan mereka dan juga sebagai sarana memperdekat diri dengan pahlawan lingkungan kita ini. Saya sangat bahagia bisa melakukan kegiatan ini, sebab dengan melakukan kegiatan wawancara ini rasa penasaran yang ada pada dibenak saya akan bisa terjawab perihal kehidupan pahlawan terpinggirkan yang selama ini menjaga dan merawat lingkungan Unpad.
Pada saat itu saya memilih untuk mewawancarai petugas K3L yang berada di sekitaran Masjid Raya Unpad (MRU). Hal tersebut saya pilih dikarenakan saya ingin mewawancarai seorang petugas K3L yang sedang istirahat,  kebutulan setelah mengelilingi lingkungan Unpad saya menemukannya di sekitaran MRU, tepatnya di halaman depan Masjid.
Ketika awal datang untuk menghampiri narasumber yang merupakan seorang ibu-ibu salah satu petugas K3L, saya melihat ibu tersebut sedang beristirahat duduk di halaman depan Masjid. Saya langsung menghampirinya dan juga saya fikir proses wawancara bisa dilakukan, sebab tidak akan mengganggu aktivitas kerjanya. Ketika saya menghampirinya, ibu tersebut sangat ramah dan tersenyum seketika padahal saya belum menyapanya. Hal tersebut mempermudah proses wawancara yang akan saya lakukan, sebab dengan sebuah senyuman yang ramah tersebut, saya dapat artikan bahwa ibu yang akan saya wawancarai ini bisa menerima saya dengan baik. Pada saat itu saya tidak langsung begitu saya mewawancarainya, namun saya melakukan sebuah sapaan dan menanyakan apakah ibu tersebut bersedia diganggu waktu istirahatnya untuk sebuah kegiatan wawancara. Dan alhamdulillah beliau menjawab dengan ramah dan sangat welcome, “Ya mangga-mangga dek silahkan, tidak apa-apa kok” jawab ibu tersebut. Pada saat itu saya memutuskan untuk melakukan sebuah wawancara menggunakan bahasa daerah setempat, tepatnya Bahasa Sunda. Hal tersebut saya fikir akan mempermudah dan memperlancar proses kegiatan wawancara.
Seperti kegiatan wawancara pada lazimnya, hal pertama yang saya lakukan adalah sebuah perkenalan dan juga menjelaskan mengenai tujuan melakukan wawancara ini. Momen itupun saya manfaatkan untuk menggali informasi mengenai identitas narasumber. Nama dari narasumber yaitu Rina. Saya lupa menanyakan nama lengkap dari narasumber karena proses wawancara yang saya lakukan ini lebih bersifat non formal atau seperti layaknya ngobrol pada biasanya. Saya melakukannya bertujuan supaya kegiatan wawancara ini bisa berjalan dengan santai dan juga bisa membuat narasumber lebih rileks dan tidak canggung ketika berjalannya proses kegiatan wawancara ini. Ibu Rina ini berusia 32 tahun. Sejujurnya saya merasa canggung ketika menanyakan umur dari narasumber karena ditakutkan saya tidak sopan, tetapi pada saat itu saya tetap menanyakan hal tersebut dengan pertanyaan “Punten bu, manawi nyuswa ibu sabaraha tahunnya?”. Saya mengawali pertanyaan dengan sebuah kata “punten” (maaf, dalam bahasa Sunda), hal ini saya laukan supaya lebih sopan dan tidak menyinggung narasumber. Beliau tinggal di Cileles, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Ibu Rina ini sebenarnya bukan orang asli Jatinangor, dia aslinya berasal dari Cianjur, Jawa Barat. Dia pindah ke Jatinangor setelah menikah. Kemudian juga Ibu Rina ini pindah ke Jatinangor dikarenakan alasan ekonomi dan bermaksud untuk memperbaiki keadaan ekonominya. Raut muka yang saya lihat dari Ibu Rina ketika menjelaskan alasan dia pindah ke Jatinangor menampilkan raut muka yang sedih, seakan-akan dia sedih dengan keadaan kehidupannya pada masa lalu. Saya pun pada saat itu tidak terlalu memperdalam menggali informasi mengenai kehidupannya pada masa lalu dikarena ditakutkan kegiatan wawancara ini membuat perasaan dari Ibu Rina tidak enak. Pada akhirnya saya mengalihkan obrolan ini dengan menyakan sebuah pertanyaan baru untuk memulai obrolan baru. Ibu Rina ini hanya sempat mengenyam bangkuk pendidikan sampai tingkat Sekolah Menenagah Pertama (SMP). Mungkin jika dibandingkan dengan jaman sekarang tingkat pendidikan yang dipunyai oleh Ibu Rina ini tergolong sangat rendah. Namun  pada jaman dulu tingkat pendidikan SMP ini tergolong lumayan tinggi, dan masih jarang orang-orang bisa melanjutkan sekolah sampai tingkat perguruan tinggi. Hanya orang-orang tertentu dan dari keluarga tertentu yang bisa melanjutkan sekolah sampai tingkat perguruan tinggi. Mungkin tingkatan SMP pada jaman dulu ini jika dibandingkan dengan jaman sekarang sebanding dengan tingkat SMA. Kemudian juga ketika diajukan pertanyaan mengenai pendidikan terakhir, Ibu Rina menjawab dengan raut muka yang malu-malu sambil dibarengi dengan sebuah senyuman, hal ini seperti menandakan bahwa narasumber merasa malu bahwa pendidikannya hanya sampai SMP, “Ah dek, Ibu mah cuman sampai SMP” Jawab dia dengan sebuah senyuman. Hal itu karena mungkin pada itu dia sedang diwawancarai oleh seorang mahasiswa yang tingkatan pendidikannya lebih tinggi dibandingkan dengan dia. Namun semua itu hanya dugaan saya saja, dan belum tentu kebenarannya.
Setelah ngobrol sambil menggali informasi mengenai identitas narasumber pada khususnya, saya pun pada saat itu melanjutkan proses wawancara mulai menyentuh mengenai informasi umum yang masih berhubungan dengan dirinya. Hal pertama yang saya tanyakan adalah mengenai informasi keluarganya. Ibu Rina seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya pada saat ini memiliki status perkawinan dengan seorang laki-laki karyawan swasta. Sebenarnya hal ini tidak saya tanyakan secara langsung, sebab yang saya takutkan seperti halnya menanyakan sebuah usia tadi, saya disangka tidak sopan. Informasi dari status perkawinan dari Ibu Rina ini saya dapat secara tersirat dan muncul begitu saja seiring berjalannya obrolan.
Ibu Rina memiliki dua orang anak. Anak pertamanya sekarang mengenyam pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) disalahsatu  SMP di Jatinangor. “Ingsya Alloh tahun sekarang mau nerusin ke tingkat SMA, pengennya sih ke SMK Pasundan yang di daerah sayang itu loh dek” ungkap Ibu Rina ketika menjelaskan perihal keadaan keluarga dan anaknya. Sedangkan anak kedua dari Ibu Rina ini masih mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD). Kemudian juga ketika berjalannya percakapan perihal keluarga dan anaknya, Ibu Rina ini juga secara spontan begitu saja mengungkapkan bahwa dia sedang mengandung anak ketiganya. Dia mengungkapnya dengan penuh harapan, semangat dan ceria seperti menjelaskan bahwa dia ini senang dengan kehamilannya ini dan seakan-akan ingin menginformasikannya kepada semua orang saking bahagianya. Pada momen percakapan perihal anak dan keluarganya, ekspresi Ibu Rina lebih banyak senyumnya dibandingkan dengan raut muka cemberutnya. Hal ini seperti menandakan bahwa dia merasa bahagia dengan keadaan keluarga sederhanya, meskipun dengan status ekonomi yang terbilang pas-pasan.
Raut muka cemberut Ibu Rina perlihatkan pada saat momen dimana dia menjelaskan mengenai status perkonomian keluarganya. Dia menjelaskan bahwa dia berasal dari keluarga kelas bawah. Dan kini pun keadaan perekomian keluarganya terbilang pas-pasan alias hanya bisa memenuhi kebutuhan pokok, belum bisa sampai membeli barang-barang yang terbilang barang sekunder. Dengan penghasilan dia sebesar 700 ribu perbulan ditambah dengan penghasilan suaminya yang terbilang kecil (tidak pasti nominal besarannya) jika dihitung secara matematis mungkin tidak akan cukup dengan kebutuhan keluarga dan anak-anaknya yang kian hari kian banyak seiring bertambahnya kebutuhan anak-anaknya. Apalagi seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa anak pertamanya kini akan melakukan studi lanjutan ke tingkat SMA/SMK. Meskipun seperti itu, dia tetap bersyukur dengan semua ini dan menyerahkan semuanya kepada sang Pencipta. “Ah atuh dek, kalau ditanya cukup atau enggak cukup mah ya dicukup-cukupin aja” jawab Ibu Rina sambil tersenyum seperti menunjukan rasa syukur kepada Sang Pemberi Rizki ketika ditanya mengenai apakah penghasilannya mencukupi kebutuhan keluarganya.
Saya rasa sudah cukup informasi dari narasumber perihal identitas dirinya dan keluarganya. Selanjutnya menginjak kebagian luar, yaitu mengenai pekerjaan K3L nya. Ibu Rina sudah bekerja menjadi K3L di Unpad kurang lebih selama enam tahun. Cerita mengenai awal mula dia bisa bekerja menjadi K3L di Unpad ini bermula dari  sebuah penerimaan lowongan pekerjaan yang coba diikuti oleh Ibu Rina. Pada saat itu untuk bisa bekerja menjadi petugas K3L ini sistematisnya berbeda dengan sekarang. Dulu pendaftarannya ini dibuka oleh perantara, tidak secara langsung oleh pihak Unpad seperti sekarang. Pada saat itu pun Ibu Rina ini langsung mengikuti pendaftaran lowongan pekerjaan ini dengan penuh semangat karena begitu memerlukan sebuah pekerjaan untuk menambah penghasilan keluarganya. Dia tidak tahu akan ditempatkan dimana sebagai petugas K3L, karena seperti yang sudah saya jelaskan tadi bahwa lowongan pekerjaan ini ditawarkan oleh perantara tidak melalui Unpad secara langsung. “Pada awalnya Ibu bekerja diluar lingkungan Unpad tetapi masih dekat dengan Unpad” ungkapnya, tetapi setelah beberapa lama kemudian dikarenakan Unpad sedang memerlukan tamabahan petugas K3L, akhirnya dia dipindahkan sebagai petugas K3L Unpad hingga sekarang ini.
Lingkungan Unpad terbagi kedalam 10 zona. Pembagian zona itupun berlaku kedalam pemabagian tugas K3L dalam merawat dan menjaga lingkungan Unpad itu sendiri. Setiap zona ini memiliki mandornya masing-masing sebagai pengawas pekerja K3L. Alhamdulillah ungkapnya bahwa mandor yang mengawasinya itu baik, sehingga dia sangat nyaman bekerja di zona ini. Ibu Rina ditempatkan di zona sekitaran Masjid Raya Unpad, kantor sekertaris Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) timur dan juga Fakultas Kedokteran. Meskipun pada zona ini sangatlah luas, namun dia tidak bekerja sendirian. Dalam zona ini pun dibagi-bagi lagi kedalam beberapa sektor daerah. Ibu Rina mendapatkan tugas di sektor halaman depan Masjid Raya Unpad. Di sektor ini dia bekerja berdua bersama temannya.
Ibu Rina bekerja sebagai petugas K3L selama empat jam dalam sehari, dan lima hari dalam satu minggu. Dimulai dari jam tujuh pagi sampai dengan kira-kira jam sebelasan. Mereka bekerja dari hari Senin – Jum’at, hari sabtu dan minggu libur. Selain hari sabtu dan minggu yang libur, hari-hari libur nasional pun mereka ikut libur. Namun jika pada saat mahasiswa libur semester, mereka tidak libur dan tetap bekerja. Dapat disimpulkan bahwa mereka bekerja mengikuti sistem PNS. Kemudian juga sebelum Ibu Rina dan juga petugas K3L yang lainnya bekerja, mereka harus mengisi absensi terlebih dahulu di kantor pusat UPT Unpad yang bertempat di Pedca timur Unpad, tepatnya depan Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Kemudian juga absensi ini harus diisi bukan hanya pada saat awal bekerja, tetapi juga pada saat akhir bekerja. Penjelasan singkat mengenai sistematis alur pekerjaan petugas K3L ini akhrinya bisa menjawab salah satu pertanyaan yang ada pada benak saya dari semenjak awal mula masuk Unpad ini perihal kenapa setiap pagi dan siang slalu banyak orang khusunya yang memakai baju K3L berada di depan parkiran FISIP.
Dari penuturan Ibu Rina, penghasilan dari petugas K3L Unpad pada saat ini sebesar 700 ribu perbulan. Menurut Ibu Rina gajih sebesar itu terbilang kecil, apalagi dibandingkan dengan petugas office boy (OB) yang memiliki penghasilan kurang lebih dua juta rupiah. Ibu Rina memaparkan bahwa hal ini menyebabkan kecemburuan tersendiri, karena menurut Ibu Rina sebagai perwakilan petugas K3L merasa bahwa pekerjaan mereka tidak jauh berbeda dengan petugas OB. “Mungkin karena OB mah pendidikannya agak tinggian kali ya dek, jadi gajihnya juga lebih gede” ungkap beliau dengan ekspresi muka agak sedikit kesal. Selain itu juga hal ini menurut Ibu Rina bukanlah hanya merupakan pendapat pribadinya saja, tetapi  hal yang sama juga dirasakan oleh petugas K3L yang lainnya. Mereka merasa tidak dihargai dan merasa disepelekan pekerjaannya. “Tapi ya gimana lagi atuh dek namanya juga butuh, jadi ya dijalanin aja meskipun kecil juga gajihnya”  tutur Ibu Rina melanjutkan penjelasannya perihal gajihnya sebagai petugas K3L di Unpad. Selain itu juga gajihnya ini pun harus dipotong sebesar 10 ribu rupiah setiap bulannya untuk iuran jaminan kesehatan. Iuran jaminan yang dipakai jika petugas K3L ini mengalami sakit. Ditambah lagi pada tahun kemarin alih-alih mengatasnamakan Tunjangan Hari Raya (THR), ternyata THR yang diberikan itu hanya omong kosong belaka. Bagaimana tidak disebut omong kosong, ternyata gajih dari petugas K3L ini harus dipotong sebesar 50 ribu untuk uang tabungan yang diberikan ketika hari raya. “Gak tau gimana pemikiran itu pemikiran rektor Unpad, masa uang THR dipotong dari gajih sendiri, asa araraneh wae nya”  saut salah satu petugas K3L lain yang mendengar percakapan kami. Kemudiaan juga dikarenakan keadaan Ibu Rina ini sedang hamil, saya pun menanyakan perihal tunjangan ibu hamil. Beliau menjawab bahwa tidak ada tu yang namanya tunjangan ibu hamil seperti pegawai karyawan pada lazimnya. Gajih mereka akan dipotong jika tidak masuk kerja, kecuali jika ada keterangan sakit dari dokter. Jika mereka membolos tanpa keterangan secara terus menerus dalam jangka waktu lama, secara otomatis mereka dianggap mengundurkan diri. Ekspresi narasumber pada saat momentum percakapan mengenai hal ini memperlihatkan raut muka yang kesal, nada suara meninggi dan halis matanya meninggi. Semakin jelaslah bahwa Ibu Rina ini merasa tidak nyaman dan tidak puas dengan sistem gajih yang diberlakukan oleh Unpad ini.
Meneruskan obrolan perihal sistem penggajihan petugas K3L ini, tiba-tiba secara spontan Ibu Rina ini seperti terpancing untuk membanding-bandingkan kinerja pimpinan Unpad (rektor) sekarang dengan yang sebelumnya. Menurut Ibu Rina bahwa dia merasa lebih nyaman dipimpin oleh rektor sebelumnya yaitu Pak Ganjar. Petugas K3L pada masa pimpinan Pak Ganjar ungkapnya serasa di anak emaskan. Petugas K3L seperti dihargai, yang ditandai dengan setiap hari perayaan di Unpad petugas K3L slalu dilibatkan dan mendapat doorprize yang sangat bagus. “Beda sekali dengan rektor sekarang” terusnya. Sekarang petugas K3L jarang dilibatkan kedalam perayaan-perayaan yang ada di Unpad. Kemudian juga menurutnya kebijakan mengenai sistem gajihnya pada aneh-aneh. Yang lebih parahnya lagi menurut penuturan Ibu Rina bahwasanya berhembus isu petugas K3L yang berdomisili sekitaran Unpad dan memiliki pendidikan yang rendah akan dikeluarkan. Sangat disayangkan jika semua itu sampai terjadi. Namun pada saat itu saya mencoba untuk menempatkan diri dan sadar bahwa saya pada saat wawancara itu harus memilki peran sebagai mahasiswa calon pekerja sosial yang harus netral terhadap pandangan politik atau juga tidak boleh menjelekan/melemahkan salah satu pihak/institusi lain. Sehingga pada waktu itu saya memutuskan untuk meredakan suasana obrolan yang mulai panas dan kental dengan perpolitikan dengan sebuah penjelasan singkat mengenai status Unpad yang kini telah berstatus Perguruan Tinggi Negeri Berstatus Hukum. Saya juga memberikan arahan untuk harap maklum dengan keadaan keuagan Unpad saat ini yang dipertanyakan oleh beberapa pihak. Saya juga mengungkapkan bahwa bukan hanya beliau dan karyawan Unpad saja yang merasakan dampaknya, tetapi juga kami sebagai mahasiswa sekarang ini pun sangat susah medapatkan dana dari Unpad untuk melakukan kegiatan-kegiatan.
Untuk menetralisasi keadaan, saya membalikan kembali percakapan kami ke perihal pekerjaan K3L yang ada di Unpad ini. Pada saat itu saya mengajukan pertanyaan “Untuk perihal petugas K3L yang ada di Unpad, berapa banyak ya bu kalau boleh saya tahu?”. Alhamdulillah dengan sebuah pertanyaan baru itu bisa mengalihkan perbincangan kami yang agak sedikit keluar jalur. Dia mengungkapkan bahwa petugas K3L yang bekerja di Unpad ini kira-kira sebanyak 400 orang. Tetapi pada bulan-bulan kemarin mengalami pengurangan anggota sebanyak kira-kira 80 orang. Mereka keluar karena merasa penghasilannya kecil dan tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. Petugas yang banyak keluar kebanyakan seorang laki-laki, karena menurut Ibu Rina laki-laki mungkin bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih besar gajihnya dibandingkan dengan menjadi petugas K3L ini.
Pada saat bekerja sehari-hari menjadi petugas K3L ini ada beberapa fasilitas yang diberikan. Salah satunya mereka mendapatkan sebuah pengki, sapu, karung, pacul dan arit. Kesemua barang-barang tersebut hanya bisa digunakan ketika membersihkan ligkungan Unpad saja, tidak bisa dibawa pulang. Kesemua fasilitas itu harus dikembalikan lagi ke kantor penyimpanan. Sedangkan fasilitas atau barang yang diberikan kepada petugas K3L secara mutlak hanyalah dua buah baju seragam sebagai penanda petugas K3L. Itupun menurut Ibu Rina sudah lama tidak diganti-ganti. Untuk persediaan makanan ketika bertugas pun mereka harus membawa sendiri, pihak Unpad tidak menyediakan makanan ketika mereka bertugas.
Pengalaman yang Ibu Rina rasakan pada saat bekerja sebagai petugas K3L sepertinya tidak ada yang terlalu spesial, kebanyakan sama halnya dengan apa yang sudah dijelaskan dimuka ungkapnya. Ibu Rina menjelaskan bahwa mereka senang ketika dia bisa bekerja dengan teman-temannya, dan banyak teman ketika bekerja. Ketika dia bekerja dia merasa tidak terlalu capek karena bisa mengobrol dengan teman seprofesi dan seperjuangannya. Mengungkapkan semua kekesalan dan bisa menjadi metode penghilang stres baik ketika keberja atau di rumah. Hal tersebut sangat bagus sekali karena didalamnya ada sebuah proses didengar dan mendengarkan. Orang yang didengarkan akan merasa senang dan lega, sedangkan orang yang mendengarkan akan mendapatkan sebuah pengalaman yang berharga. Mereka saling tukar pikiran dan cerita. Sebuah proses interaksi yang sederhana namun besar dampaknya.
Sedangkan unttuk pengalaman tidak menyenangkannya beliau merasa tidak terlalu banyak merasakan pengalaman yang jelek. Ibu Rina ketika ditanya perihal ini lebih banyak mengungkapkan mengenai kebijakan-kebijakan Unpad yang dirasa tidak mengenakan baginya.
Pada akhir percakapan atau proses kegiatan wawancara kami, beliau mengungkapkan perihal harapan dia tentang pekerjaanya dan keluarganya. Dia berharap bahwa pekerjaannya ini dapat lebih dihargai oleh orang lain, khsusunya oleh pihak pimpinan Unpad dan juga oleh para mahasiswa. Dia berharap bahwa mahasiswa harus bisa merawat lingkungan Unpad, jangan hanya mengandalkan petugas K3L saja. Mungkin dengan hal sederhana itu bisa membuat mereka bahagia ungkapnya. Selain itu juga dia mengungkapkan bahwa ia dan teman-teman petugas K3L yang lainnya bisa mendapatkan gajih yang lebih daripada saat ini dan berharap mahasiswa bisa membantu mereka mengungkapkan keinginan dan keluh kesah mereka kepada pihak Unpadnya. Sedangkan untuk keluarganya dia berharap anak-anaknya bisa bersekolah setinggi mungkin tingkatannya, jangan sampai kehidupan dan nasibnya seperti mereka. Selain itu juga beliau mengingankan agar anaknya bisa berkuliah di Unpad ini meskipun dirinya hanya seorang petugas K3L. Raut muka yang penuh harapan Ibu Risna tampilkan pada saat momen ini. Serasa omongannya berasal dari hati beliau dan menginginkan segala impian harapannya tercapai.
Akhir pertemuan saya mengucapkan terima kasih, memohan maaf sudah mengganggu waktu istirahtnya dan juga seperti salam penutup pada lazimnya. Saya pun mengungkapkan semoga saya bisa menyampaikan aspirasi beliau kepada pihak Unpad jika saya bisa dan mampu, namun hal ini bukanlah sebuah janji saya karena ditakutkan saya tidak bisa menyampaikan aspirasinya. Di akhir momen ini Ibu Risna seperti halnya pada saat awal pertemuan dia memberikan senyuman dan seperti menjelaskan bahwa dia tidak merasa terganggu dengan kegiatan ini. Sepertinya karena dia merasa didengar keluh kesahnya. Sebuah pertemuan yang indah diawali dengan senyuman dan diakhiri dengan senyuman pula. Akhir kata saya merasa senang melakukan kegiatan ini, banyak pengalaman dan cerita yang bisa saya dapatkan.

.

.
Diberdayakan oleh Blogger.