ARTIKEL/ESAI : PERMASALAHAN YANG TERJADI ANTARA PARA PEMBESAR (MAHASISWA) DAN LINGKUNGANNYA
KETIKA PARA PEMBESAR TAK MAMPU BERBUAT APA-APA UNTUK LINGKUNGANNYA SENDIRI
Berapa banyak yang membesar di kampus, tapi mengecil di
masyarakat. Menjadi jagoan di kampus, menjadi sandera di masyarakat. Kampus itu
tempat berlatih, masyarakat medan tempurnya. Jangan terbalik. Anda aktivis BEM?
BPM? UKM? Pecinta Alam? Tanyakan pada dirimu: Jadi apa di masyarakat?
Ukuran kontribusi tidak selalu dimulai dari hal-hal besar.
Tapi bisa jadi hal sederhana dan mendasar. Anda aktif di ROHIS? Senior di
lembaga da'wah kampus? Tanyakanlah : Seberapa kenal dengan para jama'ah di
mushola/masjid RT/RW?
Anda sekretaris BEM/BPM, Aktivis organisasi atau jagoan
bikin event di kampus. Coba ingat-ingat : Pernahkah membuat proposal untuk
acara RT/RW?
Punya follower di instagram? Yes. Bagaimana follower di
masyarakat? , Banyak kenalan di kampus? Yes. Bagaimana dengan para tetangga ?
Jadi karyawan di perusahaan besar ? Jadi manager ? Senior
manager ? Kalau di masyarakat jadi apa?
Bagus saat memimpin rapat? Baik saat berargumen? Jago
presentasi? Yes. Tapi apa pernah mimipin rapat RT/RW.
Mari berjanji untuk lebih mengenal para tetangga. Lebih
aktif di masyarakat. Lebih akrab. Lebih dekat dengan orang orang di sekitar
kita.
Berjanjilah, jika kau adalah aktivis mahasiswa/karyawan
perusahaan besar. Yang hanya pulang sebulan sekali atau pulang selalu larut
malam. Jadikanlah keberadaanmu di rumah adalah cahaya bagi masyarakat.
Sesampainya kau di rumah, keluarlah. Berbaurlah. Kunjungi keramaian. Tegur
sapalah. Bertanyalah. Bergabunglah. Turut serta.
Kehadiran kita yang sesaat bisa jadi berharga bagi tetangga
dan masyarakat. Kesertaanmu yang sebentar bisa jadi penuh makna bagi mereka.
Orang-orang besar, dimanapun tetap berperan besar.
Orang-orang kecil, berperan hanya sewaktu-waktu. Orang luar biasa, turut serta,
mengambil peran dan berkontribusi dalam situasi dan kondisi luar biasa.
Pengangguran yang sibuk dan peduli dengan tetangga lebih
baik daripada trainer, motivator, penulis, jagoan twitter yg sibuk dengan diri
sendiri.
Jangan salah, aktivis karang taruna lebih disayangi tetangga
dibanding aktivis kampus.
Lulusan SD yang aktif di kegiatan masyarakatnya, lebih
berarti dari lulusan sarjana yang hanya sibuk ikutan kompetisi karya tulis.
Mari, masih tersisa banyak waktu untuk KEMBALI PULANG ke
masyarakat, ke rumah mu yang sesungguhnya. Saat kau melakukan itu, saat itu
kita memahami makna dasar kepemimpinan. Semua bermula dari sini, dari titik
terkecil.
Narasumber : Dea Tantyo
SEPINTAR APAPUN KAU DILUAR SANA, JIKA TAK MAMPU MENCERDASKAN LINGKUNGANMU. TAK LEBIH BERHARGA DIBANDING PETUGAS SAMPAH YANG SETIAP HARI MAMPU MEMBERSIHKAN LINGKUNGANNYAAyo yang mau sharing atau punya ide (tulisan esai, artikel, hasil pemikiran) tinggal kontak saya aja ya kuy.. INDONESIA BUTUH ORANG YANG BISA BERKARYA DAN BERAKSI BUKAN ORANG PELAMUN